Selasa, 03 Juni 2014

Sugeng rawuh ! Monggo Tengok Wisata di Kabupaten Tuban

Blogger Ustadzi, Uzey.blogspot.com 1. Masjid Agung Tuban
Ada sebuah bangunan yang sangat indah dan megah di pusat kota Tuban, Jawa Timur - Indonesia. Bangunan itu adalah Masjid Agung Tuban yang sepintas bentuknya seperti istana dalam negeri dongeng. Masjid Agung Tuban ini dulunya bernama Masjid Jamik yang merupakan bangunan kuno dan bersejarah dengan arsitektur bangunan bergaya Portugis. Tetapi dalam perkembangannya, bangunan kuno itu kemudian dibongkar secara total dan hanya menyisakan sedikit sekali jejak sejarah bangunan kunonya. Seperti prasasti pembangunan awal masjid ini di bagian depan, kubah tempat wudhu dan sebagainya. Karena keindahan bangunannya, Masjid Agung Tuban ini juga menjadi destinasi wisata religi yang menarik. Apalagi lokasinya juga berdekatan dengan Makam Sunan Bonang yang menjadi lokasi tujuan Wisata Ziarah Walisongo. Ditambah letaknya yang sangat strategis, yakni tepat didepan makam Mbah Sunan Bonang, lalu di sampingnya Museum Kambang Putih berdiri, disusul gedung kantor bupati tuban di sebelah selatan, dan Pendapa serta SMP Negeri 1 Tuban disisi timur Jantung Kota Tuban yang terletak tepat di depan masjid. Ditambah lagi panorama Dermaga Bom dan klenteng kecil disisi barat. So, Let's Going to My City Jelajah Nesia - Berbagi Kisah tentang Indahnya INDONESIA 2. Makam Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang. Nama Sunan Bonang diduga adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seoran g muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya. Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut Sayyid Kramat merupakan seorang Arab keturunan Nabi Muhammad. 3. Goa Akbar Tuban
Sebuah Gua alam yang indah dan unik terdapat di kota Tuban. Pada umumnya sebuah gua berada di gunung atau tempat terpencil, namun Gua Akbar ini lokasinya berada di tengah kota dan lebih tepatnya lagi di tengah-tengh pasar. Suasana hiruk pikuk pasar langsung sirna begitu memsuki gua yang hening dan diiringi gemericik air. 4. Klenteng Kwan Sing Bio
Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur, inilah klenteng termegah dan terbesar di Indonesia. Bahkan, sejumlah kalangan mengatakan Klenteng Kwan Sing Bio merupakan klenteng terbesar di Asia Tenggara. Klenteng Kwan Sing Bio sebagai sarana doa bagi umat Tri Dharma itu, berdiri megah di lahan seluas 4 hektare dengan berbagai fasilitasnya. Klenteng ini mulai dibangun sejak tahun 1928. perahu milik seorang perantauan Thionghoa di tanah Jawa itu tidak bisa melanjutkan perjalanannya. Meski layar sudah dikembangkan dan dayung dikayuh, perahu itu malah berputar-putar di sekitar Pantai Tuban. Karena peristiwa itu, sang perantau pun mengambil batang-batang jiamsi, sarana untuk meramal dan meminta petunjuk dewa. Sang perantau itu pun meminta Dewa Kwan Sing Tie Koen memberi petunjuk tentang semua fenomena aneh itu. Tiga kali proses meramal itu dilakukan, hasilnya tetap sama. Akhirnya, sang perantau itu pun memutuskan untuk tinggal di Pantai Tuban, dan membangun klenteng yang diberi nama Kwan Sing Bio atau klenteng Dewa Kebijaksanaan. Setiap acara penting seperti perayaan Kwan Ping Thay Tjoe, Kwan Sing Tee Koen, Boo-Tho/Tjio-Ko atau perayaan keagamaan lainnya, Klenteng Kwan Sing Bio selalu ramai dikunjungi umat Tri Dharma. Dalam setiap perayaan besar itu, juga diselenggarakan berbagai atraksi seperti pertunjukkan barongsai. Serta, setiap penyelenggaraan hari besar keagamaan Tri Dharma, klenteng ini ramai dikunjungi tidak saja dari dalam negeri tetapi juga umat Budha dari berbagai negara. Seperti, klenteng ini merupakan satu-satunya klenteng di Indonesia yang menghadap ke laut. Letak klenteng yang menghadap laut ini diyakini sebagai posisi tempat ibadah terbaik untuk berdoa. Konon, siapa saja yang datang ke sini kelak permohonannya akan dikabulkan. Selain itu, Klenteng Kwan Sing Bio juga merupakan satu-satunya klenteng di Indonesia yang menggunakan simbol kepiting diornamen utamanyanya. Pada hal, umumnya setiap klenteng menggunakan simbol naga. more information, klik here, ning.my.id

Yuk, Jelajah Kota Ronggolawe

Kota Tuban, Kota Historis penuh Histori
Nama ‘Tuban’ berasal dari singkatan kata metu banyu (bahasa Jawa), yaitu nama yang diberikan oleh Raden Arya Dandang Wacana (seorang Adipati) pada saat pembukaan hutan Papringan yang secara tidak terduga keluar sumber air. Sumber air ini sangat sejuk dan meskipun terletak di tepi pantai utara pulau Jawa, mata air tadi tidak bergaram, tidak seperti kota pantai lainnya. Dulunya Tuban bernama Kambang Putih. Sudah sejak abad ke-11 sampai abad ke-15 dalam berita-berita para penulis Cina, Tuban disebut sebagai salah satu kota pelabuhan utama Utara Jawa yang kaya dan banyak penduduk Tionghoanya. Orang Cina menyebut Tuban dengan nama Duban atau nama lainnya adalah Chumin. Pasukan Cina-Mongolia (tentara Tartar), yang pada tahun 1292 datang menyerang Jawa bagian Timur (kejadian yang menyebabkan berdirinya Kerajaan Majapahit) mendarat di pantai Tuban. Dari sana pulalah sisa-sisa tentaranya kemudian meninggalkan pulau Jawa untuk kembali ke negaranya (Graaf, 1985:164). Tapi sejak abad ke-15 dan 16 kapal-kapal dagang yang berukuran sedang saja sudah terpaksa membuang sauh di laut yang cukup jauh dari garis pantai. Sesudah abad ke-16 itu memang pantai Tuban menjadi dangkal oleh endapan lumpur. Keadaan geografis seperti ini membuat kota Tuban dalam perjalanan sejarah selanjutnya sudah tidak menjadi kota pelabuhan yang penting lagi (Graaf, 1985:163). Seperti halnya dengan kota-kota lain di Jawa, pada umumnya sumber sejarah kota Tuban sangat sulit didapat. Bahan tulisan yang ada penuh dengan campuran antara sejarah dan legenda. Buku Serat Babad Tuban yang ditulis oleh Tan Khoen Swie (1936), yang diteliti oleh H.J. de Graaf, disebut sebagai salah satu sumber sejarah Tuban. Buku tersebut lebih memuat tentang masalah pemerintahan serta pergantian penguasa di Tuban, sedang bentuk fisik kotanya hampir tidak disinggung sama sekali. Mengingat keadaan geografisnya, pada masa itu Tuban menjadi kota pelabuhan yang penting. Mata pencaharian orang Tuban ialah menangkap ikan di laut, bercocok tanam, beternak, dan berdagang. Hasil panennya adalah beras, ternak, ikan dendeng, ikan kering, dan ikan asin yang dijual baik ke daerah pelosok maupun kepada para saudagar di kapal-kapal dagang yang berlabuh untuk me- nambah persediaan bahan makanan. Selain bekerja sebagai nelayan, penduduk Tuban juga melakukan pembajakan dengan menggunakan perahu-perahu kecil. Kapal dagang yang muatannya berharga yakni rempah-rempah, yang sejak dulu mengarungi Laut Jawa dari dan ke kota-kota dagang besar, seperti Gresik dan Surabaya, jadi sasaran empuk mereka. Tuban sering disebut-sebut sebagai kota penting di daerah pesisir utara Jawa Timur. Telah terjalin persekutuan antara Tuban dan Jepara dalam cerita mengenai Sandang Garba, juga antara Tuban dan Pasundan. Majapahit didirikan oleh seorang pangeran dari Pasundan, yang bernama Jaka Sesuruh atau Raden Tanduran. Ibu Jaka Sesuruh konon kelahiran Tuban, dan kakak laki-lakinya bernama Arya Bangah yang kelak menjadi pejabat di Tuban. Hubungan antara Tuban dan kota kerajaan di pelosok Jawa Timur, Majapahit, memang ada dalam sejarah. Jalinan hubungan itu, pada abad ke-15 dan 16, dan bahkan sebelum itu, benar-benar ada. Obyek Wisata Pantai Boom dahulu menjadi lokasi pendaratan pasukan Tartar Ada beberapa alasan untuk percaya akan adanya hubungan antara Pasundan dan Jawa Timur. Pada zaman dulu, mobilitas rakyat baik di wilayah kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur maupun di laut sepanjang pesisir utara mulai tumbuh lebih besar daripada masa kemudian. Di masa itu, para pejabat tidak mau lagi melepaskan para petaninya demi menjamin masuknya hasil panen tahunan secara teratur. Posisi dinasti Ranggalawe di Tuban cukup penting. Ayah Ranggalawe, Dandang Wacana, pergi ke Bali untuk mengambil Putri Bali bagi Raja Majapahit, Raden Wijaya. Putri Bali ini kelak menjadi nenek ratu Majapahit yang kemudian dikenal dengan nama Ratu Kenya. Ranggalawe sendiri dan putranya adalah pahlawan keraton Ratu Kenya dalam peperangan melawan Adipati Blambangan, Menak Jinggo, yang meminang dia. Ranggalawe menjadi pahlawan dalam balada-balada klasik sejarah di Jawa Timur, yang disusun pada abad ke-15 atau sesudahnya. Ranggalawe hidup sekitar tahun 1300, dan merupakan teman seperjuangan sang pangeran pendiri Majapahit. immages for Kota Tuban

Senin, 02 Juni 2014

Tengok Tokoh Islam Penakhluk Yerussalem Yuk,, ! (Shalahuddin Al-Ayyubi)

Shalahuddin Al-Ayyubi (Penakhluk Yerussalem)
Malammu disinari shalat munajat Siangmu dihias lonjakan jihad Pembela insan yang miskin dan lara Kemelut yang menyelubungi Dalam sirah ummah Kau ungkai dengan fatwa nubuwwah Kaulah satria, kaulah perwira Fisabilillah (lirik mestika Salahudin Al-Ayubi). Setelah 88 tahun dikuasai serdadu Perang Salib, kota Yerusalem, Palestina akhirnya kembali jatuh kepangkuan umat Islam. Tepat pada 2 Oktober 1187 atau setelah tiga bulan berjibaku dalam pertempuran Hattin, pasukan tentara Islam yang dipimpin Salahudin Al-Ayubi berhasil menaklukan dan membebaskan kota suci itu dari kedzaliman dan kebiadaban. Penaklukan Yerusalem yang dilakukan pasukan Islam di bawah komando Salahudin sungguh amat berbeda, ketika tentara Perang Salib menduduki Yerusalem pada 1099. Salahudin menetapi janjinya. Jenderal dan panglima perang tentara Islam itu menaklukan Yerusalem menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Tak ada balas dendam dan pembantaian, penaklukan berlangsung 'mulus' seperti yang diajarkan Alquran. Padahal, ketika 40 ribu tentara Perang Salib yang dipimpin Peter The Hermit menyerbu tanah suci Palestina, mereka datang dengan dirasuki fanatisme agama yang membabi buta. Guna membangkitkan rasa fanatisme itu, menurut Hallam penulis Barat, `setiap cara dan jalan ditempuh'. Tak peduli biadab atau tidak, semua ditebas remuk redam. Yerusalem banjir darah dan bangkai manusia. Suasana penuh dendam dan amarah, terjadi pula ketika pasukan Perang Salib tiba di Malleville. Kota itu pun dibumihanguskan. Tak kurang dari tujuh ribu penduduk tak berdosa di kota itu dibantai. Fanatisme buta itupun kemudian mengubah tanah Hongaria dan Bulgaria menjadi daerah-daerah yang tandus. Serangan dahsyat itu akhirnya membuat Syria dan Palestina termasuk kota suci Yerusalem jatuh ke tangan tentara Salib. Kemenangan tentara Salib itu dikotori dengan pembantaian terhadap kaum Muslimin yang sama sekali tak bersalah. Kekejaman tentara Salib itu digambarkan melebihi Jengis Khan dan Hulagu Khan ketika melibas kekhalifahan Abassiyah dan meruntuhkan Baghdad. ''Keluruhan usia lanjut, ketidakberdayaan anak-anak, dan kelemahan kaum perempuan tidak dihiraukan sama sekali oleh tentara Latin yang fanatik itu. Rumah kediaman tidak diakui sebagai tempat berlindung dan pandangan sebuah masjid merupakan pembangkit nafsu angkara untuk melakukan kekejaman,'' ungkap ahli sejarah Inggris, Jhon Stuart Mill mengakui adanya pembataian massal penduduk Muslim ketika Kota Antioch jatuh ke tengan tentara Salib. Tak hanya itu, mereka pun menghancurleburkan kota-kota Syria, membunuh penduduknya dengan tangan dingin, dan membakar habis perbendaharaan kesenian dan ilmu pengetahuan yang sangat berharga, termasuk "Kutub Khanah" (Perpustakaan) Tripolis yang termasyhur itu. ''Jalan raya penuh aliran darah, sehingga keganasan itu kehabisan tenaga,"''kata Stuart Mill. Ketika Raja Richard I dari Inggris merampas Kastil Acre, umat Islam juga dibantai. Begitu sadisnya, mayat-mayat mereka dan kepala-kepala terpenggal ditumpuk di bawah panggung. Pada tahun 1194, Richard Si Hati Singa - pahlawan dalam sejarah Inggris juga memerintahkan untuk menghukum mati 3.000 umat Islam, yang kebanyakan di antaranya wanita-wanita dan anak-anak, secara tak berkeadilan di Kastil Acre. Semua itu sungguh jauh berbeda dengan ketika Salahudin datang menaklukan Yerusalem. Karen Amstrong dalam bukunya Perang Suci menggambarkan, saat Salahudin dan pasukan Islam membebaskan Palestina, tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh. Tak apa pula perampasan harta benda. ''Jumlah tebusan pun disengaja sangat rendah. Salahuddin menangis tersedu-sedu karena keadaan mengenaskan akibat keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Dan ia pun membebaskan banyak dari mereka, sesuai imbauan Al-Qur'an,'' papar Amstrong. Keadilan dan kenegarawanan Salahudin pun membuat umat Nasrani yang tinggal di Yerusalem saat itu berdecak kagum. Seorang tua penganut Kristen pun bertanya kepada Salahudin. ''Kenapa tuan tidak bertindak balas terhadap musuh-musuhmu?'' Salahudin menjawab, ''Islam bukanlah agama pendendam bahkan sangat mencegah dari melakukan perkara diluar perikemanusiaan, Islam menyuruh umatnya menepati janji, memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf dan melupakan kekejaman musuh ketika berkuasa walaupun ketika musuh berkuasa, umat Islam ditindas.'' Mendengar jawaban itu, bergetarlah hati orang tua itu. Ia pun kemudian berkata, ''Sungguh indah agama tuan! Maka diakhir hayatku ini, bagaimana untuk aku memeluk agamamu?'' Salahudin pun berkata, ''Ucapkanlah dua kalimah syahadah.'' Kemuliaan akhlak Salahudin juga tergambar dalam film Kingdom of Heaven besutan sutradara Ridley Scott, ketika dia mengangkat salib yang jatuh tergeletak di tanah dan menempatkan kembali pada tempatnya. Hingga kini, kemuliaan hati dan keberanian Salahudin masih tetap dikenang umat Islam dan orang-orang Barat. Menurut Dr Jonathan Phillips, pengajar di University of London dan penulis beberapa buku tentang Perang Salib, Salahudin merupakan pahlawan utama bagi umat Islam. Lalu seperti apakah perjalanan hidup panglima perang Muslim yang gagah berani dan berhati mulia itu? Salahuddin Al-Ayyubi dikenal di Barat dengan sebutan Saladin. Dia juga biasa dipanggil Salah ad-Din. Salahudin yang terlahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M adalah seorang jenderal dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit. Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Makkah Hejaz, dan Diyar Bakr. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Beliau memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud. Pendidikan pertama diterima Salahudin dari sang ayah yang namanya cukup tersohor, yakni Najamuddin al-Ayyubi. Sang paman yang juga dikenal sebagai sosok yang gagah berani, Asaduddin Sherkoh - Panglima Angkatan Perang Mesir -- juga turut pula membentuk keperibadian Salahudin. Kedua orang yang paling berpengaruh dalam hidupnya itu merupakan pembantu dekat Raja Syria Nuruddin Mahmud. Sepeninggal Sherkoh, Salahuddin diangkat menjadi Perdana Menteri Mesir. Salahudin begitu disenangi rakyat Mesir, karena sifatnya yang pemurah, adil dan bijaksana itu. Tak lama kemudian, kabar duka datang dari Syria, Nuruddin Mahmud yang termasyhur itu meninggal dunia pada tahun 1174 M dan digantikan oleh putranya yang berumur 11 tahun bernama Malikus Saleh yang diperalat pejabat tinggi. Salahuddin mengirimkan utusan kepada Malikus Saleh dengan menawarkan jasa baktinya dan ketaatannya, namun ditolak. Suasana ketidakpastian itu memberi angin kepada tentara Salib. Ibukota kerajaan pun jatuh ke tangan tentara Salib. Peristiwa itu membuat Salahudin terpanggil, dia segera ke Damaskus dengan suatu pasukan yang kecil dan merebut kembali kota itu. Sultan Salahudin dan tentara Prancis mengadakan gencatan senjata di Palestina. Menurut ahli sejarah Prancis, Michaud, kaum Muslimin memegang teguh perjanjiannya. Berlawanan dengan syarat-syarat gencatan senjata, penguasa Nasrani Renanud atau Reginald dari Castillon menyerang suatu kafilah Muslim yang lewat di dekat istananya, membunuh sejumlah anggotanya dan merampas harta bendanya. Dengan siasat perang yang tangkas Sultan Salahuddin mengurung pasukan musuh yang kuat itu di dekat bukit Hittin. Saladin tak memberikan kesempatan lagi kepada tentara Nasrani untuk menyusun kekuatan kembali dan melanjutkan serangannya setelah meraih kemenangan di bukit Hittin. Dalam waktu yang sangat singkat, sejumlah kota yang diduduki tentara Salib seperti Naplus, Jericho, Ramlah, Caosorea, Arsuf, Jaffa, Beirut dan Ascalon dapat diduduki Salahuddin. Setelah itu, Yerusalem pun berhasil dibebaskan Saladin dan pasukannya. Jatuhnya Yerusalem ke tangan kaum Muslimin membuat kalangan dunia Nasrani kebakaran jenggot. Mereka segera mengirimkan bala bantuan dari seluruh pelosok Eropa. Kaisar Jerman dan Prancis serta raja Inggris Richard Lion Heart segera berangkat dengan pasukan yang besar untuk merebut tanah suci dari tangan kaum Muslimin. Mereka mengepung kota Akkra yang tidak dapat direbut selama berapa bulan. Dalam sejumlah pertempuran terbuka, tentara Salib mengalami kekalahan dengan meninggalkan korban yang cukup besar. Akhirnya Raja Inggris yang berhati singa itu mengajukan permintaan damai yang diterima oleh Sultan. Pada September 1192 M dibuatlah perjanjian perdamaian. Tentara Salib imeninggalkan tanah suci kembali menuju Eropa. Salahuddin mengakhiri sisa hidupnya dengan kegiatan-kegiatan bagi kesejahteraan masyarakat dengan membangun rumah sakit, sekolah-sekolah, perguruan-perguruan tinggi serta masjid-masjid di seluruh daerah yang diperintahnya. Saladin berpulang ke rahmatullah pada 4 Maret 1193. Sebagai penguasa, dia tak meningalkan harta berlimpah. Yang ditinggalkannya hanyalah baju perang, kuda, dan uang sebanyak satu dinar dan 36 dirham. N heri ruslan/berbagai sumber Salahuddin Pahlawan Islam yang Dikagumi Lawan Beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat (AS), George W Bush, sempat berkoar-koar bahwa perang melawan terorisme yang digulirkan pemerintahan sekutu sebagai crusade (perang salib). Pernyataan Bush itu tentu saja memicu kontroversi. Yang menarik, editor senior The Guardian, Ewen MacAskill mengingatkan agar Bush mencontoh dan meneladani panglima Islam, Salahudin Al Ayubi. MacAskill pun menyarakankan agar Bush tak mencontoh kekejaman tentara Kristen semasa Perang Salib. Pada 1099, ketika tentara Perang Salib menaklukan Yerusalem, setiap umat Islam dan Yahudi - laki-laki, wanita, orang tua, anak-anak dibantai dari pagi hingga tengah malam. Menurut MacAskill, Bush perlu mencontoh Salahudin saat menakluk kembali Yerusalem pada 1187. Tak seorang pun penduduk non-Muslim yang dibunuh. Malah pada keesokan harinya, Salahudin telah mengizinkan penganut agama lainnya untuk beribadah di tempat-tempat suci agama masing-masing di Yerusalem. Tulisan MacAskill itu menunjukkan betapa sosok Saladin atau Salahudin begitu berkesan di hati sebagain orang Barat. Sosok panglima perang Muslim dari Tirkit telah menyebarkan semangat perdamaian, keadilan dan cinta terhadap sesama manusia. Tak heran, bila penulis Barat Philip K Hitti juga menyanjung kebaikan hati seorang Saladin. ''Di Eropa, Salahudin Al Ayubi atau Saladin telah menyentuh alam khayalan para penyanyi maupun para penulis novel zaman sekarang, dan masih tetap dinilai sebagai suri teladan kaum kesatria,'' ungkap Hitti. Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin ketika peperangan sangat jauh berbeda dibanding kekejaman tentara Perang Salib. Ahli sejarah Kristian pun mengakui mengenai hal itu. Penulis Barat, Lane-Poole mengagumi kebaikan hati Salahuddin yang mampu mencegah dan meredam amarah umat Islam dari upaya balas dendam. Lane-Poole juga melukiskan Salahuddin telahmenunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang Kristian menyerah kalah. ''Tenteranya sangat bertanggungjawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan sehingga tidak ada kedengaran orang Kristian dianiaya.'' Lane-Poole juga menuliskan kekejaman dan tindak-tanduk tentara Perang Salib ketika berhasil menaklukan Baitul Maqdis kali pertama pada 1099. Menurut dia, tercatat dalam sejarah bahwa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Yerusalem, jalan itu dipenuhi mayat, orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar, dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah ibadat. Karen Amstrong dalam bukunya Perang Suci juga menilai sosok Salahuddin sebagai panglima perang yang jujur. ''Salahudin menepati janjinya, dan menaklukkan kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi,'' tutur Amstrong. Salahudin juga dinilainya sebagai seorang pemimpin yang anti permusuhan dan tak pendendam. ''Dia tidak berdendam untuk membalas pembantaian tahun 1099, seperti yang Al-Qur'an anjurkan (16:127), dan sekarang, karena permusuhan dihentikan, ia menghentikan pembunuhan (2:193-194),'' imbuh Amstrong. Sir Walter Scott dalam novel yang ditulisnya Ivanhoe dan The Talisman menggambarkan sosok Saladin sebagai seorang pemimpin dan panglima Muslim yang mulia lagi murah hati. Begitulah Salahudin. Meski dia telah meninggal beberapa abad dilam, namun nama besarnya masih tetap dikenang sepanjang masa. Dia tak hanya pahlawan bagi umat Islam. Saladin adalah pahlawan kemanusiaan bagi dunia. Jasamu Salahuddin bagai kasturi mewangi. Harumannya melewati Baitul Maqdis. Walaupun jasadmu tiada semangatmu tetap menyala. Kekal menjadi aspirasi Mujahid kini dan selamanya.. Jejak Perjalanan Hidup Sang Pemberani 1138 M: Salahudin Al Ayubi lahir di Tirkit Irak. 1152 M: Salahudin mulai bekerja di bawah penguasa Syiria, Nuruddin. 1164 M: Mulai menunjukan kemampuannya dalam strategi militer melawan tentara Perang Salib di Palestina.1169 M: Saladin menjadi wakil komandan militer Syiria. 1171 M: Salahudin menekan penguasa Fatimiyah Mesir dan menjadi pemimpin Mesir.Kemudian dia menggabungkan Mesir dengan Khalifah Abbasiyah. 1174 M: Penguasa Syria, Nuruddin meninggal. Saladin mengembangkan basis 1183 M: Penaklukan kota di utara Suriah, Aleppo. 1186 M: Penaklukan Mosul di utara Irak. 1187 M: Dengan kekuatan baru, menyerang Kerajaan Latin Jerusalem dengan pertempuran sengit selama 3 bulan. 1189 M: Perang Salib III meluas di Palestina setelah Jerusalem di bawah kontrol Saladin. 1192 M: Menandatangani perjanjian dengan King Richard I dari Inggris yang membagi wilayah pesisir untuk Kaum Kristen dan Jerusalem untuk Kaum Muslim. 1193 M: Meninggal di Damaskus tidak lama setelah jatuh sakit.

Penerimaan Peserta Didik Baru MAN Tambakberas 2014/2015

Penerimaan Siswa Baru MAN Tambakberas Jombang 2014/2014
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam pengawasan dan pembinaan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. MAN Tambakberas menerima peserta didik baru untuk Program Pilihan Peminatan Akademik: 1. Matematika dan Ilmu Alam (MIA): - Unggulan - Reguler plus Keterampilan - Reguler 2. Ilmu-Ilmu Sosial (IIS): Reguler 3. Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya (IIB): Reguler 4. Ilmu-Ilmu Agama (IIA) Waktu & Tempat Pendaftaran Pendaftaran dibuka mulai tanggal 14 Juni s.d. 30 Juni 2014 Waktu: Pukul 08.00 – 13.00 WIB Tempat: Kantor Pusat MAN Tambakberas (PP Bahrul Ulum Tambakberas Jombang) Jln. Merpati Tambakberas Jombang. Telp. (0321) 862352, Fax. (0321) 855537, SMS Centre 085770109109 Syarat Pendaftaran 1. Mengisi formulir pendaftaran 2. Fotokopi ijazah dan SKHUN MTs/SMP yang telah dilegalisasi sebanyak 2 lembar. 3. Menunjukkan Ijazah dan SKHUN asli. 4. Fotokopi NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) sebanyak 2 lembar. 5. Foto hitam-putih 3 x 4 sebanyak 10 lembar 6. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar. 7. Fotokopi KTP Orangtua. 8. Fotokopi prestasi akademik (sertifikat/piagam) bagi yang memiliki, masing-masing 2 lembar. 9. Fotokopi Akta Kelahiran. 10. Mengisi Pakta Integritas dan Peminatan. 11. Melampirkan Surat Rekomendasi Peminatan dari BP/BK SMP/MTs. * Surat Rekomendasi dan Peminatan dapat didownload di sini Waktu Tes Seleksi Tes dilaksanakan pada - 1 Juli 2014, Khusus Program Pemilihan danPeminatan MIA Unggulan - 2 Juli 2014, Semua Program Peminatan - 3 Juli 2014, Tes Psikologi Semua Program Materi Tes - Kemampuan Agama (Tulis dan Praktik) - Potentsi Akademik (Matematika, Sains, dan Bahasa Inggris) - Wawancara (Khusus Unggulan) Pada saat tes, peserta wajib membawa pencil 2B (LJK) Pengumuman hasil tes pada tanggal 9 Juli 2014 Daftar ulang mulai tanggal 9 s.d. 11 Juli 2014